Tags
indonesia, istri raja, jogja, kastil air, kraton, mandi, raja, selir, taman sari, water castle, yogyakarta
Taman sari, sebuah tempat eksotis dari zona keraton Jogjakarta yg sangat sayang untuk dilewatkan. Letaknya cukup tersembunyi dan terpisah oleh rumah warga. Jadi untuk mencapainya mungkin dibutuhkan guide atau warga lokal untuk mengetahui tiap-tiap bangunannya dan histori di dalamnya.
Seperti biasa, saat kami kesini tidak mengandalkan jasa guide dan bermodalkan nekat untuk blusukan dari rumah warga. Hingga kami menemukan kastil air ini. Bangunan yang kokoh berwarna putih yang dihiasi lumut ini, memiliki pesonanya tersendiri.
Awalnya kami disambut oleh Festival Kesenian Jogjakarta yg diselenggarakan di Taman sari serunya selain diiringi oleh band, juga dimeriahkan oleh penampilan teatrikal hingga tarian daerah. Suasananya sangat ramai sekali. Bahkan ada penampilan alien juga lho..
Tak puas hanya berkeliling di kios belanja, kami menyusuri the water castle ini dan berfoto dengan sisa kemegahannya.
Guys, saya sempat mendapat info dari teman saya yg dulu pernah bkunjung kesini. Taman sari adalah tempat mandi istri-istri raja hamengkubuwono. Dan konon, raja sering mengadakan sayembara, sang raja melemparkan selendang saat selir-selirnya sedang mandi. Bagi yang mendapatkannya, mendapat hadiah, bisa berhubungan intim dg sang raja, lalu mereka berdua mandi di taman sari tsb.
So “dewasa” sekali ya sejarahnya -______-
Sayangnya bangunan taman sari ini banyak dikotori oleh aksi vandalisme, bagaimana tidak? Letaknya yang berada di pemukiman warga dan juga tanpa tiket masuk, membuat taman ini menjadi akses bebas warga maupun pengunjung. Tak pelak, aksi corat coret menjadi pemandangan rutin.
Selain itu tempat ini dibiarkan asli seperti asalnya, meski disana sini banyak didapatkan pemugaran yang belum sempurna. Bahkan mulai lapuk oleh usia dan banyak terkeropos oleh lumut yang makin menguasai dindingnya. Namun pemandangan kolam birunya masih sanggup memukau mata pengunjung.
Semoga saja Tamansari bisa dikelola dengan lebih profesional, agar corat coret, sampah yg berserakan, dan pemandangan kumuh bisa diatasi, sehingga tidak membuat wisatawan mengurangi minatnya untuk berkunjung ke situs sejarah ini 🙂